Terulang lagi
Setelah kira-kira enam tahun setelah tindakan tiroidektomi parsial, saya merasa detak jantung saya mulai tidak teratur lagi, kadang kehilangan ritme sekali atau dua kali detak, dikenal sebagai aritmia dalam bahasa medis. Saya mulai khawatir jika hipertiroid saya kembali lagi. Jadi segera saja bertemu dengan dokter spesialis endokrin yang populer yang dulu saya jumpai walaupun harus antri beberapa jam. Kemudian saya kembali diberikan obat dan di bawah pengawasan dokter ini selama dua tahun ke depan sampai saya merasa bosan kembali.
Karena kebosanan ini saya tidak lagi bertemu dokter selama beberapa waktu. Pada tahun 2019 saya merasa hipertiroid saya mulai tidak terkendali lagi. Saya akhirnya menjumpai dokter internis terdekat karena menghindari berjumpa dengan dokter spesialis endokrin yang terkenal itu supaya tidak harus menunggu terlalu lama. Saya diminta untuk melakukan test darah dan juga scan ultrasound ke laboratorium. Berita buruk, ternyata benar bahwa hipertiroid saya kembali lagi. Dengan tambahan adanya tiroid nodul yang terlihat dari scan ultrasound.
Semua itu membuat saya berpikir sejenak apakah sang profesor benar selama ini bahwa seharusnya saya setuju untuk melakukan tindakan pengangkat sisa tiroid saya enam tahun yang lalu. Saya tidak bisa memutar balik waktu lagi, jadi saya harus hadapi tantangan ini dengan besar hati.
Terapi Ablasi Gondok atau Tiroid
Saya membaca-baca tentang hipertiroid untuk mengenal lebih dalam tentang penyakit yang saya hadapi ini. Lalu saya menemukan bahwa selain tiroidektomi sebenarnya ada cara lain juga untuk menangani hipertiroid yaitu salah satunya dengan metode terapi ablasi hipertiroid menggunakan radioaktif jenis iodium-131. Oleh karena itu saya menghubungi dokter spesialis kedokteran nuklir untuk berkonsultasi karena saya sudah lelah menghadapi hipertiroid dan pada saat bersamaan tidak ingin dioperasi lagi.
Dokter spesialis kedokteran nuklir ini kemudian menjadwalkan saya untuk melakukan tiroid scan menggunakan radiofarmaka Tc-99m setelah melihat hasil FT4 dan TSHS, hasil lab ultrasonik, hasil lab darah sejak 2009 hingga saat itu, hasil operasi tahun 2010 dan mendengar keluhan saya. Karena banyaknya permintaan termasuk prioritas pasien lain dan juga produksi dari zat radioaktif yang terbatas, jadwal tiroid scan saya beberapa kali diundur. Jadi saya baru kembali lagi sekitar dua bulan kemudian untuk melakukan tiroid scan.
Anti Nodul Tiroid
Sambil menunggu jadwal, saya teringat pernah membaca artikel mengenai manfaat daun sirsak (Annona muricata L) yang dikatakan bermanfaat untuk menghambat sel kanker. Lalu saya berpikir tidak ada ruginya jika saya mencobanya karena kan saya sudah ada kanker berdasarkan hasil lab setelah dioperasi pada tahun 2010 lalu dan sekarang terdapat nodul tiroid kembali.
Saya ambil sembilan daun sirsak segar atau beku dan saya rebus dengan sekitar satu liter air selama tiga puluh menit kurang lebih. Setelah itu saya simpan airnya di dalam botol dan disimpan di kulkas. Setiap kali minum saya minum segelas (200ml) teh sirsak tersebut sebanyak tiga kali sehari setelah makan. Walaupun dokter spesialis kedokteran menyarankan saya untuk tidak mengkonsumsi obat tiroid, hidangan laut, maupun herbal sebelum melakukan tiroid scan.
Diagnosa Radiofarmaka
Ketika jadwal tiroid scan saya tiba, saya bertemu dengan banyak orang dengan penyakit yang sama dan kami semua rencananya dimasukkan radiofarmaka Tc-99m ke dalam tubuh kami dan kemudian difoto lehernya. Lucunya saat itu ada seorang ibu muda yang sedang berbicara dengan yang lain dan secara tidak sengaja saya mendengar bahwa ibu ini meminum teh daun sirsak seperti saya dengan jumlah yang sama pula berdasarkan rekomendasi orang lain. Langsung saja saya katakan juga bahwa saya juga melakukan hal yang sama.
Semoga saja ibu muda tadi mendapatkan hasil yang sama seperti saya: TIDAK DITEMUKAN nodul tiroid. Padahal dua bulan lalu saya mendapatkan hasil scan ultrasonik yang menunjukkan terdapat nodul tiroid.
Saat berkonsultasi kembali dengan dokter spesialis kedokteran nuklir saya dinyatakan sebagai pasien hipertiroid biasa dan diminta untuk melanjutkan obat yang ada yaitu thiamazole (mehtimazole). Namun seiring waktu saya merasa cukup sehingga hanya melanjutkan minum teh daun sirsak tersebut sekitar sebulan saja. Untuk obat saya tetap minum sesuai anjuran dokter.
Minuman Jamu untuk Hipertiroid
Dua tahun kemudian nodul tiroid kembali terdeteksi pada leher saya saat saya kembali mengunjungi dokter spesialis endokrin yang populer itu. Ia melakukan scan ultrasound pada tiroid saya dan kemudian menyarankan untuk dilakukan biopsi. Setelah dilakukan biopsi hasil dari biopsi anehnya sama dengan kejadian pada tahun 2010 yaitu TIDAK DAPAT DISIMPULKAN.
Kemudian dokter ini menyarankan untuk melakukan biopsi lagi dalam tiga atau enam bulan berikutnya. Sejujurnya saya sama sekali tidak suka dengan sarannya. Kali ini saya sungguh-sunguh bertekad untuk melawan hipertiroid dan nodul yang selalu muncul berulang kali. Saya minum teh daun sirsak lebih rutin lagi sebanyak 200ml tiga kali sehari setelah makan.
Kemudian saya juga ingat jika saudara kembar saya pernah mengusulkan untuk mencoba kulit manggis (Garcinia mangostana L) sebagai suplemen. Dulu juga pernah diusulkan oleh kakak sepupu lain yang lebih tua dari saya. Sepupu saya yang ini pernah menyampaikan bahwa dia pernah juga sakit hipertiroid tetapi dia tidak ingin bertemu dokter dan entah bagaimana dia percaya hipertiroid dia menjadi stabil setelah makan suplemen ekstrak kulit manggis yang dipadu dengan suplemen daun sirsak dalam bentuk kapsul yang bisa dibeli di apotik.
Sekarang saya putuskan juga bahwa saya harus mencoba menambahkan ekstrak kulit manggis sebagai bagian dari jamu yang saya konsumsi selain daripada teh daun sirsak.
Antioxidant yang Kaya Vs Hipertiroid
Karena olahraga saya adalah bermain bulutangkis, saya merasakan sendiri setelah meminum jamu paduan ekstrak kulit manggis yang kaya akan antioxidant dan daun sirsak ini ketika bermain bulutangkis saya merasa lebih bugar dan kuat, lalu yang lebih penting lagi saya tidak mudah mengalami cedera otot lagi! Padahal saya belum melakukan test darah lagi untuk beberapa bulan ke depan ataupun melakukan scan ultrasound untuk memeriksa nodul tiroid yang ada.
Saya sangat yakin jamu yang saya minum ini memiliki pengaruh yang dahsyat untuk tiroid saya selain tentunya obat yang saya minum thiamazole. Saya luar biasa gembira dan saya berkata kepada diri saya untuk selalu minum jamu paduan ekstrak kulit manggis dan daun sirsak ini siapa tahu bisa membantu membuat saya sembuh dari hipertiroid.
Cara Mengekstrak Kulit Manggis
Ada beberapa cara untuk mengekstrak kulit manggis dan saya hanya menyampaikan yang sederhana saja. Saya sedang bicara tentang kulit manggis yang segar di sini, pertama saya makan buahnya dan setelah itu saya kukus kulitnya sekitar sepuluh menit supaya kulitnya lunak dan memastikan supaya tidak sakit perut, kemudian saya rendam kulit manggis tersebut dengan air minum yang hangat, lalu menggunakan saringan atau filter teh/kopi, saya saring airnya.
Warna hasil ekstrak kulit manggis bisa berwarna kekuning-kuningan atau dadu atau ungu. Saya simpan ke dalam botol dan kemudian masukkan ke dalam kulkas. Keesokan harinya warna hasil ekstrak kulit manggis biasanya akan menjadi dadu atau ungu. Saya hanya minum 20ml saja tiga kali sehari setelah makan.
Atau Teh Kulit Manggis
Saya juga pernah mencoba cara lain yang lebih mudah dan hasilnya sama saja yaitu dengan membeli kulit manggis kering yang banyak tersedia sekarang dan saya simpan di freezer supaya beku. Saya ambil segenggam kulit manggis kering lalu saya cuci di air bersih setelah itu saya rebus dengan satu liter air sekitar setengah jam. Kemudian saya saring dan ambil airnya. Airnya seperti air teh biasa termasuk warnanya juga. Setelah dingin air teh kulit manggis tersebut saya masukkan ke dalam botol dan disimpan di kulkas.
Saat saya minum ekstrak kulit manggis atau teh kulit manggis (pilih salah satu), saya hanya minum sedikit saja sekitar 20ml tiga kali sehari setelah makan. Saya belum pernah minum jamu tersebut sebelum makan supaya terhindar dari masalah sakit maag. Baik teh kulit manggis (20ml) maupun ekstrak kulit manggis (20ml) sama-sama membantu saya dalam meningkatkan level TSHs saya. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya dalam hidup saya, bahkan dengan memakan obat thiamazole sesuai anjuran dokter spesialis endokrin. Thiamazole membantu saya mengendalikan FT4 tetapi saya tidak melihat pengaruh yang besar untuk TSHs.
Saya selalu mengingatkan diri saya untuk minum lebih banyak air supaya saya tetap terdehidrasi dengan baik dan juga karena saya minum jamu sebagai suplemen. Tentunya saya juga ingin menjaga kesehatan ginjal saya selain kesehatan tiroid.
Obat Thiamazole, Jamu Ekstrak Kulit Manggis dan Teh Daun Sirsak
Saya tetap minum obat hipertiroid dari dokter yaitu thiamazole sesuai anjuran setiap pagi sebelum makan dan dengan tambahan setelah makan berupa jamu ekstrak kulit manggis dan teh daun sirsak. Tambahan ini saya minum tiga kali sehari setelah makan.
Namun seiring waktu dosis thiamazole dikurangi karena level FT4 saya membaik walaupun TSHs saya masih terlalu kecil nilainya untuk dapat dideteksi. Dengan hasil pemeriksaan darah terakhir ini saya juga mengurangi suplemen jamu yang saya minum. Sekarang saya hanya minum dua kali sehari setelah makan dalam jumlah yang sama.
Perhatian: Harap berkonsultasi dengan dokter spesialis endokrin karena anda bertanggung jawab atas tindakan anda sendiri terkait dengan obat dan jamu yang diminum. Saya bukanlah dokter dan saya hanya berbagi cerita saja. Mohon dicatat dan dipahami.